PERSPEKTIF SEORANG PRANCIS DI TANAH JAJAHAN

Selain informasi berharga tentang kecamuk revolusi Indonesia 1945-1947, korespondensi yang terekam dalam buku ini menyiratkan kegelisahan akan esensi dan urgensi hadirnya bangsa-bangsa dunia yang bebas merdeka. Suatu catatan sejarah yang masih relevan direfleksikan sampai hari ini. Terpisahkan bertahun lamanya, Louis-Charles Damais (selanjutnya disingkat LCD) melayangkan surat pertamanya kepada kolega masa silam, Claire Holt, seorang peneliti

YANG “BARU DAN AMBIGU” DARI PUISI CHAIRIL

Sebagai seseorang yang mengikuti perpuisian hari ini, saya sering dibayangi pertanyaan: apakah yang membuat sajak-sajak Chairil Anwar terkesan selalu ‘baru’ setiap kali membacanya? Apakah yang menjadikan puisinya seakan ditulis persis kemarin sore dan kita dari generasi kiwari tak pernah jemu menelisik karya-karyanya? Sungguh menarik mencermati bahwa selama lebih dari 70 tahun semenjak penyair ini berpulang,

YANG TERKENANG DARI TOETI HERATY

Harus diakui, mula-mula saya menemui Ibu Toeti Heraty bukan bukan sebagai penyair. Barangkali sebagaimana kebanyakan dari kita, Ibu Toeti lebih akrab dijumpai karena pemikirannya, dalam filsafat, feminisme, sejarah serta kebudayaan dalam konteks seluasnya. Bilamana saya mengingat pengalaman dahulu mulai belajar menulis, sangat jarang saya menengok karya puisi Ibu Toeti, terutama jika dibandingkan dengan proses saya

DUA MERAWAT KEBEBASAN: Telaah Humanisme Goenawan Mohamad dan Pramoedya Ananta Toer

Pada mulanya dia adalah seorang anak muda, yang diam-diam menulis puisi di usianya yang kedelapan-belas. Itulah kebebasan pertamanya sebagai seorang penyair. Kebebasan yang sekaligus melemparkannya pada dunia penciptaan yang menggelisahkan.[1] Dia adalah anak muda yang dulu begitu percaya kata-kata Bung Karno bahwa revolusi menolak hari kemarin dan membangun hari ini. Dia menuliskannya dalam esai-esai, permenungannya

MEMBACA TRADISI DARI PADAMNYA DAMAR KAMBANG

Ibarat pancaran warna sebuah prisma, novel pertama karya Muna Masyari ini menawarkan beragam pembacaan mengenai tradisi, terkhusus budaya setempat di Madura. Berawal dari ritual pernikahan yang koyak, buku ini merekam retaknya hubungan dalam lingkup keluarga serta relasi-relasi sosial budaya yang sampai hari ini berpengaruh di sana. Pertautan antara orangtua dan anak, kiai dengan santri, hingga

TABOLA, PERUBAHAN SOSIAL DAN BALI KINI

Di tengah kenyataan perihal telah mendunianya Bali—yang mengakibatkan terjadinya silang pergaulan masyarakat lintas bangsa dan berpengaruh terhadap dinamika sosial-kultural di segala lini—maka sejauh manakah pentingnya bahasan atas eksistensi dan perubahan pedesaan di pulau ini, di masa sekarang ini? Pada sisi yang berbeda, ketika penduduk berduyun menuju kota sebagai konsekuensi pembangunan ekonomi maupun pariwisata, yang berimplikasi

HAMSAD RANGKUTI DAN RUPA-RUPA REKAAN YANG MENJADI

Imajinasi adalah kebohongan untuk diri sendiri, katanya mengucapkan makna yang tidak kumengerti. Begitu imajinasi dituturkan ataupun didengar ataupun dituliskan dan didengar atau dibaca orang lain, kita telah menciptakan kebohongan-kebohongan kepada orang lain. Cerita pendek, novel, puisi dan karangan fiksi lainnya adalah kebohongan…kebohongan yang nikmat…Tidak ada wanita muda yang menanggalkan satu per satu pakaiannya dan berkata,

KISAH DUA PEREMPUAN BALI

Ulasan ini telah dimuat di Harian Kompas edisi 7 Januari 2017. “Kalamata” adalah sebuah novel tentang kisah perempuan Bali beda zaman yang berusaha mencari peran dan tempatnya di dunia. Ada dua orang perempuan yang menjadi sentral cerita dalam novel ini. Pertama, sosok pencerita orang pertama yang disebut Made-sama dengan nama penulisnya Ni Made Purnamasari, dan

MISOGINI DALAM BUDAYA BALI

Ulasan ini ditayangkan secara publik dalam jejaring sosial Maduretna Menali, pembaca setia karya sastra dan penulis prosa. Kita tentu tidak lupa dengan kisah Ni Rangda dari Girah, yang lebih tenar dengan nama Calon Arang. Apa yang ada dalam ingatan kita bila mendengar Calon Arang? Perempuan lanjut usia dengan sihir jahatnya. Pembunuh banyak warga. Dendam kesumat